Lagi-lagi
wanita bodoh itu memesan sesuatu yang sama untuk waktu yang cukup lama.
Lagi-lagi
iced frappe ia sesap dengan jeda aroma sedetik.
Lagi-lagi
ia duduk ditempat yang sama, dengan orang-orang yang sama, dibawah lampu
temaram dan lilin kecil didepannya.
Siluet
tampak jelas dari sudut bibirnya. Ia tersenyum.
Lagi-lagi
iced frappe itu berhasil menjadi penghantar sabtu malam indahnya.
Lagi-lagi
iced frappe ini berhasil membahagiakannya, dan membentuk satu sudut kecil
dibibir merah muda pucatnya.
Layaknya
sabtu malam-malam seperti biasa, wanita itu bersama tiga “partner” hidupnya.
Berbincang
seolah malam-malam itu milik mereka, seolah kedai kopi itu milik mereka.
Membahas
sesuatu yang tidak pernah penting.
Karena
mereka sama-sama rindu akan kebersamaan.
Dengan
secangkir kopi yang akan mereka sesap.
Dengan
kecupan bibir di tiap-tiap sudut cangkir yang menandakan mereka saling
mencicipi cangkir satu sama lain.
Ntah
itu frappe atau latte, mereka semua tetap setia atas kopi masing-masing.
Lagi-lagi
mereka rindu, tetapi mereka satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar